Alkisah, di sebuah negeri dongeng, ada dua orang anak muda pergi mendaki
ke bukit "lolipop", di mana sepanjang jalan di bukit tersebut tampak
permen-permen beraneka bentuk dan rasa, dengan aroma yang menggiurkan
dan warna-warni yang sedap dipandang mata.
Anak pertama berjalan cepat dan tergesa-gesa, sibuk mengumpulkan
sebanyak-banyaknya permen yang ditemukan di sepanjang perjalanannya.
Harapannya, ia akan segera sampai di puncak dengan jumlah permen lebih
banyak dari temannya. Alhasil karena terlalu sibuk berjalan cepat dan
mengumpulkan permen, sampailah ia di lereng bukit dengan peluh
bercucuran dan bibir kering karena kehausan.
Di atas bukit ia bertemu dengan seorang pertapa bijaksana yang
menyapanya, "Hai anak muda, mengapa nafasmu tidak teratur dan terlihat
sangat capai sekali? Bawaanmu banyak sekali."
Anak muda itu menjawab, "Ya Paman, saya mendaki bukit dengan
tergesa-gesa dan tidak sempat beristirahat.Nah, inilah hasilku mengambil
permen-permen yang tampak enak dan menggiurkan di sepanjang
perjalananku kemari."
"Permen yang kamu kumpulkan cukup banyak. Tetapi, apakah kamu sudah
mencicipi permen-permen itu? Bagaimana rasanya?" tanya sang pertapa.
"Waduuh... jujur saja, saya tidak sempat mencicipi sepotong permen pun.
Seharian tadi saya hanya sibuk berjalan tergesa-gesa agar sesegera
mungkin sampai kemari dan mengumpulkan permen sebanyak-banyaknya. Maaf,
saya haus sekali, bolehkah saya minta air untuk minum?"
Kemudian mereka berdua pun melanjutkan berbincang sambil memasuki pondok si paman.
Cukup lama setelah itu, datanglah temannya yang berjalan dengan santai
hingga ke atas bukit. Sambil memberi hormat dan menyapa sang paman, si
teman berteriak gembira.
"Ooooooiiii, bukit ini ternyata sangat-sangat indah pemandangannya. Di
perjalan tadi, aku melihat burung-burung beraneka jenis, kelinci-kelinci
yang bermain riang, juga tampak sepasang rusa yang sangat cantik. Dari
dari puncak bukit ini, sungguh luar biasa panorama seluruh desa dan
danau di bawah sana. Dan semuanya terasa semakin mempesona saat
permen-permen yang manis ini menemani perjalananku sekaligus membantuku
mengurangi dahaga. Wow... indah nian hari ini! Hahaha..." :)
Sambil tersenyum, paman pertapa mengomertari dan berkata, "Anak-anak
muda, perjalanan ke bukit ini bisa diumpamakan sebagai proses sebuah
kehidupan. Semua orang punya tujuan hidup, yang pada akhir kehidupan
menuju kematian. Walaupun akhir hidup adalah kematian, tetapi
bukan itu tujuan utamanya. Yang terpenting adalah bagaimana proses
perjalanan menuju ke sana. Kualitas kita dalam menjalaninya. Karena
cepat atau lambat, semua akan sampai pada tujuannya. Akan tetapi proses
perjalanan, pengalaman, dan kenangan yang dilalui tidak dapat terulang
kembali."
Sahabat yang Luar Biasa!
Di kehidupan sebagian manusia, ada yang sibuk mengumpulkan sesuatu yang
menurutnya berharga, tetapi tidak mampu menikmatinya setiap proses
pencapaiannya dan mengabaikan di sekitarnya.
Sesungguhnya di sekitar kita sangat amat banyak "harta karun" yang
sangat berharga, yang membuat hidup kita penuh warna kebahagiaan. Tetapi
karena kesibukan, kita membiarkannya terlewatkan dan akhirnya
penyesalan datang belakangan karena kita tidak bisa menikmati hidup.
Mari, mulai saat ini, belajar untuk tetap mampu menikmati dan mensyukuri setiap tahapan perjalanan kehidupan kita.
Salam sukses luar biasa!
www.andriewongso.com
Penulis : Andrie Wongso
Tidak ada komentar:
Posting Komentar